Kerjasama Multilateral
Indonesia dengan negara-negara WTO
Negara-negara yang termasuk WTO adalah Afrika Selatan, Republik Afrika Tengah, Albania, Amerika Serikat, Angola, Antigua dan Barbuda, Arab Saudi, Argentina, Armenia, Australia, Bahrain, Bangladesh, Barbados, Belize, Benin, Bolivia, Botswana, Brasil, Brunei, Burkina Faso, Burma, Burundi, Tanjung Verde, Chad, Chili, Republik Rakyat Cina, Djibouti, Dominika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Fiji, Filipina, Gabon, Gambia, Georgia, Ghana, Grenada, Guatemala, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Honduras, Hong Kong, India, Indonesia, Islandia, Israel, Jamaika, Jepang, Kamboja, Kamerun, Kanada, Kenya, Kolombia, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Korea Selatan, Kosta Rika, Kroasia, Kuba, Kirgizstan, Kuwait, Lesotho, Liechtenstein, Madagaskar, Makau, Republik Makedonia, Maladewa, Malawi, Malaysia, Mali, Maroko, Mauritania, Mauritius, Meksiko, Mesir, Moldova, Mongolia, Mozambik, Namibia, Nepal, Nikaragua, Niger, Nigeria, Norwegia, Oman, Pakistan, Panama, Pantai Gading, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Qatar, Rusia, Rwanda, Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Selandia Baru, Senegal, Sierra Leone, Singapura, Kepulauan Solomon, Sri Lanka, Suriname, Swaziland, Swiss, Wilayah Bea Cukai Terpisah
Taiwan, Penghu, Kinmen dan Matsu, Tanzania, Thailand , Togo, Tonga, Trinidad dan Tobago, Tunisia, Turki, Uganda, Ukraina, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yordania, Zambia, dan
Zimbabwe.
Tujuan pokok UNWTO adalah
untuk meningkatkan dan membangun pariwisata sebagai kontributor bagi
pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kemakmuran
universal, HAM dan kebebasan dasar untuk semua tanpa memandang perbedaan ras,
jenis kelamin, bahasa dan agama. UNWTO telah membantu para anggotanya dalam
industri pariwisata dunia, yang diyakini merupakan faktor penting dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, menyediakan
insentif untuk melindungi lingkungan dan warisan sejarah, serta mempromosikan
perdamaian dan saling pengertian antar-negara. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, UNWTO melaksanakan berbagai program yang bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan, memperjuangkan kesetaraan gender, dan mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.
Saat ini, UNWTO sedang
mempromosikan ekoturisme sebagai salah satu obyek penarik wisatawan, sekaligus
sebagai program untuk melestarikan alam. Rangkaian kegiatan yang dilakukan
termasuk seminar, lokakarya, dan publikasi. Mengingat Indonesia memiliki banyak
obyek wisata alam, ekoturisme dapat menjadi salah satu bidang kerja sama dengan
UNWTO. UNWTO juga memfokuskan diri pada pemanfaatan situs-situs budaya untuk
mendukung pariwisata. Untuk itu UNWTO melakukan serangkaian kegiatan seperti
penelitian di situs-situs budaya, seminar dan publikasi untuk mempromosikan
situs budaya, serta penelitian lapangan untuk membantu pemerintah setempat
memanfaatkan situs budayanya.
Mengingat pariwisata
merupakan salah satu andalan Indonesia sebagai penghasil devisa, kerja sama di
forum internasional dan regional seperti UNWTO dan Pacific Asia Travel
Assiociation (PATA) sangatlah penting, terutama untuk menjalin kerja sama
pelatihan, penanaman modal, dan tukar-menukar pengalaman. UNWTO
memiliki Business Council yang beranggotakan badan-badan pariwisata
non-pemerintah.
Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif sebagai focal point UNWTO di Indonesia, berperan
aktif dalam berbagai program yang diselenggarakan UNWTO antara lain dengan
duduk sebagai anggota World Committee on Tourism
Ethics (WCTE) pada periode 2003-2007 dan 2007-2013. WCTE sendiri
merupakan badan independen yang terdiri dari tokoh-tokoh yang diakui
kompetensinya dalam bidang pariwisata, yang bertugas untuk memberikan
masukan-masukan kepada anggota UNWTO terkait dengan perlindungan pariwisata
sesuai dengan kode etik kepariwisataan. Selaku anggota komite, Indonesia telah
berkontribusi dan mendukung pelaksanaan kode etik dimaksud. Di
samping itu, pada Sidang Umum UNWTO yang ke-19 di Gyeongju, Republik Korea,
tanggal 8-14 Oktober 2011, Indonesia terpilih sebagai anggota Executive
Council UNWTO untuk periode 2011-2013.
Salah satu contoh kerja sama
antara Indonesia dengan UNWTO dalam bidang pariwisata yang mendukung
pembangunan berkelanjutan adalah proyek “Sustainable Tourism through Energy
Efficiency with Adaptation and Mitigation Measures in Pangandaran” yang
dimaksudkan untuk menjadi model langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim di daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia khususnya, dan Asia Tenggara
pada umumnya.